Mudahnya engkau menyerahkan diri,
Sedangkan engkau tahu bahawa nilaimu teramat mahal.
Mudahnya engkau memberi,
Seolah-olah engkau pasti dia milikmu.
Mudahnya engkau menerima,
Sedangkan engkau tidak tahu bahana yang menanti.
Mudahnya engkau mempercayai,
Sedangkan engkau tidak tahu perkara disebaliknya.
Wahai diri,
Mengapa terlalu mudah engkau menyerahkan segalanya?!
Apakah yang engkau cari sebenarnya?
Mengharap secebis kasih sayang?
Atau sekadar menurut kata nafsumu itu?
Wahai diri,
ingatkah engkau akan kata Hamka?
Cinta bukan mengajar kita lemah,
tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri,
tetapi menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat,
tetapi membangkitkan semangat.
Namunku mengerti akan perasaanmu,
Kerana aku juga seperti dirimu,
Yang mengimpikan seseorang yang terbaik untuk bersama ketika susah dan senang,
Yang sanggup sehidup dan semati,
Yang mampu memberi apa yang engkau inginkan,
Yang sanggup berada disebelahmu dalam apa jua keadaan.
Tetapi wahai diri,
Jangan engkau lupa,
Setiap manusia itu memang tidak terlepas daripada perasaan ingin bercinta dan dicintai,
Cinta itu fitrah dan jangan sampai cinta itu menjadi fitnah!
Bukan salah cinta itu hadir dalam diri setiap manusia,
Tetapi salah manusia yang tidak pandai,
Tidak cekap menguruskan perasaan cinta yang hadir.
Ibnu Atta'illah ada mengatakan,
Barang siapa yang cintakan sesuatu,
maka dia akan menjadi hamba kepada yang dicintainya.
Barang siapa yang mencintai sesuatu,
maka dia banyak menyebutnya, mengingatinya, dan memikirkannya.
Cinta itu sebenarnya lebih mulia dari apa yang kita agungkan sekarang,
Percayalah,
Setiap rasa cinta yang hadir sehingga sanggup mengenepikan halal dan haram,
Itu tidak lebih sekadar cinta yang berajakan NAFSU!
Akhir pesanku,
Jagalah martabatmu,
Tinggikanlah nilaimu,
Jangan mudah mempercayai sehingga engkau betul-betul meyakini akan dirinya,
Usahlah engkau bimbang akan jodohmu,
Segala itu sudah tertulis di Luh Mahfuzh,
Sekiranya dia milikmu,
Allah pasti mempermudahkan urusanmu.